Aku menulis lagi. Tapi melupakan laporanku. Wah, tiba-tiba saja sudah Oktober. Cepat sekali. Alhamdulillah, tahun ini aku kembali kesini lebih sering daripada tahun lalu, tahun 2017, dan tahun 2016. Apakah itu artinya aku siap untuk menulis lagi lebih sering? Entahlah. Aku tidak terlalu yakin. 3 tulisan sebelum ini kutulis dalam waktu yang berdekatan. Dalam suasana yang tidak mengenakkan. Apa aku harus terluka lebih...
Aku mengenal semua rasa dalam diriku. Senang, sedih, marah, haru, bangga, banyaklah. Tapi yang paling gawat adalah ketika aku merasa marah dan sedih sekaligus. Otakku benar-benar gabisa diajak kompromi. Berisik minta ampun. Lebih berisik dari mulutku yang sudah berisik. Lalu lari kemana? Tentu saja kesini. Kutulis disini. Kadang aku tidak mengerti dengan diriku. Kenapa aku tiba-tiba bisa sepeduli ini dengan urusan-urusan yang dulu...
Kukira aku sampah. Terbuang, terlupakan, terapung dan tenggelam. Tapi aku tidak pernah hilang. Bahkan 400 tahun kemudian. Bahkan setelah manusia-manusia yang membuangku mati terkubur harga diri. Tersisa aku yang sedari awal memang sendiri. Kukira aku tak peduli. Pada tangan-tangan yang membuangku. Pada tawa yang menghantui malamku. Pada arus yang menghanyutkanku. Pada tanah yang memelukku terlalu erat. Tapi ternyata iya. Oh sungguh tiba-tiba aku...
Tadi malam, di bawah bayang-bayang, aku dan Chaca tersadar dari diam. Tenggelam dalam obrolan malam yang panjang. Katanya, pikiranku terlalu rumit dan sibuk. Tak perlu kau pahami, jawabku. Cukup cintai aku yang seperti ini dan dengarkan. Chaca tau aku suka menulis. Kata dia, menulislah tapi jangan sedih. Dia suka tulisanku yang kacau. Tapi tak suka hatiku yang galau. Menulis. Bercerita dengan ketukan. Aku...
Cerita bermula. Dua insan mendamba tapi tiada daya. Kemudian aku. Berlari. Berlari. Berlari. Terbuang. Dibuang. Disayang. Kukira hidupku sesederhana menggoreng telur. Pecah, rasa, panas, terbalik lalu tersaji. Nyatanya tidak. Penuh luka dan sayatan dan belas kasihan. Sungguh aku tak butuh. Aku tak perlu. Bagiku, berdiri di kaki sendiri sudah cukup. Lebih dari cukup. Meskipun angin menggoyang. Kaki menendang menjatuhkan. Mulut berdusta diiringi tawa....
Mungkin Saja
12:58 PM / BY Haybey
Mungkin... Di dunia sebelum sekarang, kita berdua pernah bertemu dalam sebuah perjumpaan Karena tak pernah ada yang tau rahasia Tuhan tentang kehidupan keberapa manusia saat ini Mungkin juga kita bertemu pada saat proses penciptaan raga dan jiwa Bukankah aku adalah tulang rusukmu yang hilang seperti Sabda Tuhan? Mungkin... Sebelum ini aku hidup dalam dunia dimana kura-kura dapat terbang Atau, dunia dimana ikan berbicara...
Sejak dulu, aku selalu mikir kalau menulis menjaga kewarasanku. Dan terbukti bener sampai sekarang. Rasanya tuh kalo udah mau gila sama kegiatanku sehari-hari, menulis disini jadi semacam escape gitu loh... Meskipun sekarang lagi ga gila-gila amat sih. Soalnya udah disambatin ke Chaca dan Yang Di Atas semua. Tiap hari. Aku bahkan sampai ngerasa kalau aku secerewet itu di dunia nyata, but you don't...
Call me extra or whatever you want. Last month was totally changed my life. Or maybe just me. Aku rasa, semua orang punya ketakutannya masing-masing. Kalo aku... aku takut menua tanpa perubahan. Aku takut menua dan melupakan mimpi-mimpi yang aku genggam dulu dan sekarang. Awal-awal aku kerja, rasanya kayak yang boseeeeeeen banget. Kalo kalian udah kenal aku dari lama, kalian pasti tau banget...
I don't have much to say.. I just wanna post my beach pics. Hehehe. It was taken by Chaca at the beach near his house somewhere in Rembang (I forgot LOL)... ...