­

Olah Rasa

6:16 PM / BY Haybey
Aku mengenal semua rasa dalam diriku. Senang, sedih, marah, haru, bangga, banyaklah. Tapi yang paling gawat adalah ketika aku merasa marah dan sedih sekaligus. Otakku benar-benar gabisa diajak kompromi. Berisik minta ampun. Lebih berisik dari mulutku yang sudah berisik. Lalu lari kemana? Tentu saja kesini. Kutulis disini. Kadang aku tidak mengerti dengan diriku. Kenapa aku tiba-tiba bisa sepeduli ini dengan urusan-urusan yang dulu...

Continue Reading

Sampah

8:02 PM / BY Haybey
Kukira aku sampah. Terbuang, terlupakan, terapung dan tenggelam. Tapi aku tidak pernah hilang. Bahkan 400 tahun kemudian. Bahkan setelah manusia-manusia yang membuangku mati terkubur harga diri. Tersisa aku yang sedari awal memang sendiri. Kukira aku tak peduli. Pada tangan-tangan yang membuangku. Pada tawa yang menghantui malamku. Pada arus yang menghanyutkanku. Pada tanah yang memelukku terlalu erat. Tapi ternyata iya. Oh sungguh tiba-tiba aku...

Continue Reading

Pillow Talk

8:02 AM / BY Haybey
Tadi malam, di bawah bayang-bayang, aku dan Chaca tersadar dari diam. Tenggelam dalam obrolan malam yang panjang. Katanya, pikiranku terlalu rumit dan sibuk. Tak perlu kau pahami, jawabku. Cukup cintai aku yang seperti ini dan dengarkan. Chaca tau aku suka menulis. Kata dia, menulislah tapi jangan sedih. Dia suka tulisanku yang kacau. Tapi tak suka hatiku yang galau. Menulis. Bercerita dengan ketukan. Aku...

Continue Reading

Muara

9:17 PM / BY Haybey
Cerita bermula. Dua insan mendamba tapi tiada daya. Kemudian aku. Berlari. Berlari. Berlari. Terbuang. Dibuang. Disayang. Kukira hidupku sesederhana menggoreng telur. Pecah, rasa, panas, terbalik lalu tersaji. Nyatanya tidak. Penuh luka dan sayatan dan belas kasihan. Sungguh aku tak butuh. Aku tak perlu. Bagiku, berdiri di kaki sendiri sudah cukup. Lebih dari cukup. Meskipun angin menggoyang. Kaki menendang menjatuhkan. Mulut berdusta diiringi tawa....

Continue Reading