Jeda
Kubiarkan air mata memenuhi jantung hatiku yang kering dan banyak tak pedulinya. Kupenuhi sungai jiwaku dengan ingatan-ingatan yang tidak seharusnya kuabaikan. Kusadari sepenuhnya saat aku berlari, banyak orang tertinggal dengan ritmeku yang gila. Ya Tuhaan, maafkan aku... Kekhawatiran yang selama ini kusembunyikan menyeruak serentak. Sakit. Ketakutan aku dibuatnya sembari tetap berlari di tempat.
Jeda datang tiba-tiba seperti rem mendadak. Lalu linglung dengan konsentrasi pecah ke segala arah. Mataku melihat dengan seksama orang-orang yang kupedulikan ternyata hanya numpang lewat di kehidupanku. Kemarahanku tertahan. Aku tak bisa apa-apa selain mengumpulkan sisa kekuatanku dan bangkit lagi meski beberapa orang melihatku dengan risih dan menghakimi.
Aku tau yang terbaik, pikirku, inginku. Kesombongan ini datang serta merta saat aku ingat bahwa aku punya Tuhan Yang Maha Segala bersamaku, selalu.
0 feedback dari kalian