Aku tidak begitu yakin apakah dengan seluruh paragraf yang kususun aku bisa disebut piawai dalam mengolah kata. Jika memang iya, maka akan kudedikasikan kepiawaianku dalam menulis untuk manusia yang ketika tulisan ini ditulis sedang ada di hadapanku, sibuk membersihkan hidungnya. Sedikit ia peduli, lebih banyak acuh tak acuh. Bahkan ketika aku mendapatinya bertingkah aneh lalu mengolok-oloknya. Tak bergeming. Begitulah suamiku. Kemarin baru saja...
Satu tahun berlalu, sejak entah apa. Aku tak pernah benar-benar tahu apa yang kulewatkan atau apa yang kujalani. Waktu bagiku seperti berlari tanpa kaki. Ringan saja aku sampai pada hari ini. Jadi kurasa, aku baik-baik saja. Setidaknya itu yang kukatakan pada diriku setiap hari. Mari berjuang untuk hari ini dan bertahan sampai besok. Sampai besok. Sampai minggu depan. Sampai bulan depan. Sampai tahun...