Piringku penuh, menyajikan segala tumpah ruah isi kepala yang terlalu riuh. Rasanya seperti ada yang tak pernah selesai. Tapi nyaliku ciut. Entah aku yang sekarang menjadi penakut, atau duniaku tiba-tiba berkabut. Asam lambungku naik berkala, kadang juga seketika. Aku tercekat. Bibirku terkatup rapat. Leherku meradang geram. Tapi dalam air mata aku tenggelam. Keberanianku karam. Kemarin dan hari ini, rasanya aku tak mengenali diriku lagi. Kemarin tapi bisa jadi telah berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tapi tidak tidak bertahun-tahun. Hari ini tapi bisa jadi esok, lusa, tulat, tubin. Aku mulai mengkhawatirkan masa depan yang tidak dalam jangkauan kendaliku. Selesai.