Di mataku, dunia rapuh serapuh hatiku. Akhir-akhir ini seringkali aku terus menerus menyalahkan ketidakcakapanku atas banyak hal. Juga tentang kenapa aku harus bertanggung jawab terhadap pilihan yang orang lain buat. Asumsi buruk memenuhi akalku dan sedang susah payah kutepis. Sedang. Aku masih berusaha sembari menuliskan ini semua. Bagiku saat ini menulis adalah obat yang tak dapat kutemukan penggantinya.
Dunia rapuh yang ditinggali oleh manusia rapuh. Atau mungkin dunia menjadi rapuh karena manusia rapuh sepertiku. Entah mulai dari mana aku harus mencari kekuatan untukku berdiri tegak tanpa penopang. Sungguh hanya diriku yang bisa kuandalkan untuk memerangi apa yang orang lain tak bisa jangkau dalam otakku yang pilu. Kuakhiri tulisanku, maka doakan keberhasilanku :)